Di Rasa Di Roso Di Tarah Di Kakap

Selasa, 10 Juni 2008

Binua Kaca Mengulang Sejarah

oleh; Sunawar Owat
Pada tanggal 21 mei 2008, merupakan tanggal yang bersejarah bagi masyarakat Binua Kaca. masyarakat adat Binua Kaca melaksankan ritual adat yang di peringati setiap lima tahun sekali. Acara ini merupakan acara yang yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup bagi masyarakat Binua Kaca, Dan acara ini bertujuan untuk meminta berkat kepada jubata “Tuhan” suapaya didalam melaksanakan pertanian baik itu berladang dan bersawah mendapat rezeki yang berlimpah.

Hari ini kita berkumpul disni untuk mengulang kembali sejarah nenek moyang kita, kita datang di sini meminta berkat kepada nenk moyang kita. Kita meminta berkat dengan sesajian, supaya nanti kita di beri rezeki yang berlimpah, dan saya harapkan kepada seluruh masyarakat yang hadir di sini supaya tenang dan sebentar lagi kita akan menyaksikan acara yang kita tunggu-tunggu yaitu acara penyampaian doa “nayangahatn”, kata Bide Binua Kaca.

Saya himbu juga kepada seluruh “tuha Tahutn” supaya berkumpul di tempat “Pasumanan” (yaitu tempat membuat sesajian/dapur) supaya membuat sesajian sendiri-sendiri, dan di antar ketempat “panyugu” (penyampain doa) masing-masing kampung, kata Timanggong Binua kaca. Dan untuk kepada Tuha tahutn yang belum tahu “panyugunya” (tempat pemujaannya), supaya dilihat dan dibersihkan dulu, jangan kita mengulangi kesalah seperti yang lima tahun lalau, dan kalau tidak kita liahat terlebih daulu, saya takut nantinya ada yang salah tempat, kata Panyanakng Kalangkakng binua kaca.

Setelah mendapat himbuan semua Tuha Tahutn dan jajarannya pun melaksakan tugasnya masing-masing. Mengingat acara akan segera di mulai. dan untuk megetahui acara akan di muali dengan sbuah tanda yaitu dengan membunyikan sebuah Rantaka “meriam kecil”.

Setelah selesai semua acara penyampain doa, acara selanjutnya adalah acara membagi adat “macah Adat”, karena bagai orang dayak, biar satu ekor babi itu harus di bagi bersama, dan proses pembagiannya dengan diwakilkan kepada setiap tuha tahutn, dan dengan berakhirnya acara “macah adat” ini berakhir pula acara ritual di bukit Sapatutn ini.

0 komentar: