Di Rasa Di Roso Di Tarah Di Kakap

Rabu, 04 Juni 2008

Tiga Jam di Pasir Panjang


Senja di Pasir Panjang

Ketika itu kami ada melakukan sebuah pelatihan di Marhaban, Kelurahan Sedau, Kecamatan Singkawang Selatan. Acara pada hari itu sangat padat sekali, karena terlalu banyak hal yang di bahas. ketika jam dinding menunjuk keangka 3;30, fasilitator pun menutup acara pada hari itu, dan fasilitator mengajak peserta semuanya rekreasi kepantai, untuk menghilangkan rasa capek, karena selama dua hari menguras pikiran dan tenagga. Melihat fasilitator menawarkan akan rekreasi, para peserta pun menyambut baik saran fasilitator itu.

Tidak lama kemudian semua peserta pelatihan di arahkan menuju Pasir Panjang, ada yang pakai motor dan adajuga yang pakai mobil. Saya pada waktu itu pakai mobil, karena tidak ada motor yang bisa ditumpangi. Di dalam mobil itu hanya 6 orang, yang terdiri dari dua perempuan dan empat orang laki-laki, selama di perjalanan, kami bincing-bincang kecil di dalam mobil, semulanya perbincangan kami itu hanyalah perbincangan bisa saja. Dan entah kenapa tiba-tiba si geri yang membawa mobil megajukan pertanyaan kepada saya,
“ wat, menurut mu bagai mana cewek yang di belankang itu?”
“ ya, kalau menurut aku si, dia itu cantik dan baik” jawab saya
Geripun tersenyum simpul mendengar jawaban saya. Meliahat saya dan si sopir terawa kecil tiba-tiba cewek yang di belangkang itu balik bertanya dengan kami,
“ lo ada apa ketawa-ketawa?” Tanya cewek itu
“tidak apa-apa kok, biasa aja” jawab saya singkat
Cewek itu masih penasaran karena saya dan si geri tetap tertawa kecil
“apa-an si, kok ketawa terus”
“tidak apa-apa kok, kami menertawakan sms yang baru san masuk di hp geri” jwab saya,
“ooo, begitu” cetus cewek itu

Tiadak lama kemudian kami pun sudah sampai di pasir panjang, dan sebelum turun si Geri menitipkan Hp, dompet dan cinicinya dengan saya, karena dia katanya mau mandi. Dan tidak lama kemudian kami pun segera turun karena sudah tidak sabar lagi mau yebur ke air laut, selama berjalan menuju air, tiba-tiba Si Hesti (cewek yang satu mobil dengan kami) memanggil saya,
“ bang…..bang…… bang owat” serunya
“apa” jawab saya singkat
“saya mau nitip Hp saya dengan abang” katanya.

Hesti pun langsung menyodorkan hpnya kesaya, saya pun mengambil hp yang di kasihkannya kepada saya. Sambil berjalan-jalan dipantai. Saya liat semua kawan-kawan sudah siap memasang aksi dan meminta poto dengan saya, karena saya memegang kamera waktu itu. Hampir semua kawan-kawan yang meminta poto, kali ini tidak kepalang tanggung, satu-satu meminta poto bersama dengan si Hesti dan Andika.

Saya akirnya cepret sana sini, tidak peduli lagi apakah mereka minta poto atau tidak, dan kalau mereka minta poto langsung saya arahkan kamera saya kepada kawan-kawan itu, tidak perduli apakah mereka sudah siap atau tidak yang penting sudah saya jepret. Ketika kawan-kawan yang lain sudah meyeburkan diri keair laut, ada salah satu kawan yang dari Taradu pato, meminta saya mejepretnya dengan Hesti, saya pun mengarahkan kamera digital yang ada di taggan kearah mereka berdua yang sudah siap untuk dipoto. Dan melihat saya menjeperet si Hesti dan Herkulanus yang dari Pato, kawan-kawan yang lain akirnya meminta jepert juga dengan Hesti. Saya hampir kewalahan karena kawan-kawan saling berebut ingin membuat poto dengan hesti.

Melihat hal itu, saya pun tidak mau ketinggalan untuk membuat poto bersama dengan hesti, dan saya meminta salah satu dari mereka untuk mempoto saya.
“sim, ..sim..” seru saya memanggil simon
“apa” katanya
“tolong poto saya dulu, masa saya ngak pernah di poto” seru saya
“oke” katanya
“itulah susahnya kalau kita megang kamera, pasti jarang di poto” seru Yadi

Simon pun mengambil kamerea yang ada ditanggan saya, dan saya mengambil posisi yang saya anggap agak sedikit bagus, dia (simon) langsung mengarahkan kamrenya kearah kami dan tiba-tiba sinar kamera menyala artinya dia baru saja mengambil poto saya dan hesti.

Setelah itu, sekundus, yadi dan Hentakun sedang berenag ke tepi pantai, dan tiba-tiba Sekundus belari ke pantai dan menarik tanggan hesti, melihat Sekundus meanarik tanggan hesti, kawan-kawan yang lain pun ikut membantu Sekundus menarik Hesti, dan ahirnya hesti pun diceburkannya ke air, muka Hesti pun memerah, yang menandakan dia sendang marah. setelah menyeburkan Hesti, sekundus dan kawan yang lain kembali berenag menjauhi Hesti, Hesti yang berhasil mereka ceburkan naik lagi ke darat, dan saya pun mendekati dan sambil berkata
“kenapa sebentar sekali” Tanya saya
Hesti diam sejenak,
“saya kan tadi ngak mau mandi, tapi kawan-kawan itu maksa juga” jawabnya
“ ya, udah kamu mandi aja sana”
“nagk ah, saya ngak ada pakaian”
“tapi kan kamu sudah basah”
“biar aja, tapikan ngak basah semua”
“sukur Hpnya tadi sudah diamankan, kalau tidak bisa-bisa habis deh”
Pembicaraan kamipun terhenti, karena tiba-tiba Yadi yang habis berenang meminta saya untuk menpotonya dengan Hesti. Hesti pun menurut saja, saya pun mengarahkankamera saya kearah mereka dan mengambil potonya.

Tidak lama kemudian hari sudah mulai gelap, dan kamipun segera meninggalkan Pantai, karena meningat malam ada lagi acara yang tidak kalah pentingnya.


0 komentar: