Di Rasa Di Roso Di Tarah Di Kakap

Kamis, 28 Agustus 2008

Catatan perjalan

Tanggal 8 Agustus 2001

Bercerita tentang kisah perjalanan kami untuk menuju Kampokng Saringkuyakng memang cukup menarik. Namun cerita ini bagi kami adalah merupakan tongkat perjalanan,artinya dimana kami sesalu merasakan dan tetap di temui nyaman sakit dan manis pahitnya. Hal-hal yang selalu dirasakan itu merupakan Pupuk dan kekebalan mental.
Pengalaman di berbagai tempat tentu tidak sama. Demikian halnya pada waktu kami mau berangkat menuju Kampung Saringkuyakng, Kami selau ditentang oleh sarana angkutan yang sekarang ini kadang ada kadang tidak. Apakah ini akan menjadi penghambat bagi kegiatan di lapangan ……? Tentu tidak kan. Tapi apakah semangat kawan-kawan tetap kebal seperti Baja …….? Nah ini yang menjadi pertanyaan dan tetap akan menjadi PR.

Berdasarkan jadwal yang ada di sekretariat, kegitan Tim Pemetaan akan melakukan tugasnya di Kampung Saringkuyakng, Pada tanggal 8 Agustus 2001. Pada waktu itu kami berangkat sore sekitar jam. 3 kurang. Gara-gara lama nunggu mobil yang ada di jalur tempoak – Menjalin. Secara kebetulan mobil yang di tunggu tidak muncul-muncul,akhirnya kami di antar oleh sdr. David, Akui dan Pandok dari Raba ke Menjalin. Pada waktu itu anggaran transportasi sudah di hitung memang. Namun mereka nampaknya tidak mau di bayar,ini menurut kami pertolongan luar biasa sekali. Tentu tidak selamanya akan terjadi seperti ini,karena masing-masing sibuk dengan tugasnya.

Di Menjalin kami lama lagi untuk melengkapi berbagi hal untuk persiapan di lapangan, misalnya potho coppy pormat Kompas, GPS dan Daftar hadir. Setelah semuanya sudah siap, kamipun rupanya lama di tunggu oleh si Pengojek, sebelum berangkat kami tanya dulu biaya ojek dari simpang Silung ke Saringkuyakng itu berapa biayanya untuk satu orang. Maksutnya supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak di ingini. Setelah negosiasi dengan pengojek, ternyata ada satu teman kami yang belum sampai. Akhirnya setelah di tunggu-tunggu tidak datang kamipun menyatakan,oke kita berangkat aja. Kemudian sampai di Saringkuyakng sekitar jam lima sore. Pertama kami naik di rumah Kusno dan ternyata Kusno sudah lama nunggu kami. Setelahitu kami pun minum kopi serta sedikit ada santapan Tumpi yang di hidangkan,menurut Kusno malamnya sambil Mustodat ada acara Adat untuk bapadah ka Awa ka Pama bahwa Kampokng Saringkuyakng mao manjoata Peta,agi pula agar semua proses dapat berjalan lancar,ternyata memang batol ahe nang di minta sarupa bajalatn di Bede di Papatn ja baca bamang, sampakng kahula,dah sapanyinta.

Malam tgl 9 Agustus 2001acar Mustodat di mulai sekitar jam 8.lewat dan di dalam acara tersebut banyak sekali masyarakat yang hadir termasuk wakil masyarakat kampung tetangga yang di undang seperti kampung ; - Bangkawe, Santulangan, Saledok. Acara dilakukan di rumah sekolah SD. Di dalam acara Mustodat banyak hal-hal yang di bicarakan termasuk sosialisasi ulang,karena ternyata pertanyaan tampil selalu terasa ragu-ragu bagi masyarakat alasannya mengapa kegiatan ini tidak selalu melibatkan Pemerintah. Ini tentu saja harus di jawab dengan bijaksana agar membuat yang bertanya bisa puas. Kemudian sampai pada sasaran yang di harapkan yaitu menentukan Tapal Batas.

Batas yang di sepakati adalah batas antara Kampung Saringkuyakng dengan kampung Bangkawe, kampung Saringkuyakng dengan Santulangan, kampung Saringkuyakng dengan Rangitatn dan kampung Saringkuyakng dengan Saledok. Selesai menentukan tapal batas, perwakilan dari kampung tetangga di perbolehkan pulang ketempatnya masing-masing oleh Panitia dengan mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya karena dengan kehadiran bapak,ibu proses kegiatan Pemetaan di kampung kami dapat berjalan lancar lebih-lebih tentang tapal batas itu sendiri kata sambutan Ketua Panitia. Habis itu kegiatan di lanjutkan dengan menentukan jadwal untuk pelatihan,anggota yang ikut pelatihan, menentukan anggota yang ikut survey Pemukiman, serta anggota yang ikut survey Tapal batas. Setelah itu ada lagi yang sangat penting yaitu tingkat partisipasi di bidang konsumsi, menurut laporan masyarakat kami sudah mengumpulkan dana berupa uang dan beras. Uang per Kaka Rp. 2000. Beras 2. Canting. Setelah itu acara sudah selesai, Kesepakatan sudah tercapai, waktu makin larut malam, maka peserta semua pulang ketempat masing-masing. Sementara kami atas nama Tim Pemetaan nginap di rumah Dinas Guru SD yang tidak di huni oleh siapapun. Selama nginap di rumah dinas itu kami dibekali oleh Panitia untuk masak sendiri ( mandiri/0tonom ). Yah karna begitu aturan yang berlaku sekarang ini ahe boleh buat.
Tanggal. 9 Agustus 2001.

Sekitar jam ; 9 pagi acara pelatihan di mulai dengan di sertai acara Adat, selesai jam. 11.00. wiba setelah menyepakati waktu untuk survey Pemukiman yaitu sekitar jam. 3 sore, selesai jam. 5 sore. Malam harinya sekitar jam. 8 lewat masyarakat banyak yang hadir. Kami melanjutkan tugas untuk ngolah data Kompas PRA tentang sebaran Hewan, berkaki Empat, berkaki Dua, jenis ikan, jenis Rotan, jenis Umbut, dll. Selei jam 2 malam. Dan malam itu juga hujan turun cukup deras. Justru sangat di sukai oleh masyarakat walaupun banyak yang belum membakar ladangnya itu tidak masalah katanya alasannya supaya ketika turun survey Tapal batas besok banyak yang bisa ikut katanya.

Tanggal 10 Agustus 2001.

Sekitar jam ; 9 lewat semua rombongan berangkat menuju jalur masing-masing sesuai yang telah disepakati pada waktu malam Mustodat. Memang pada waktu turun survey hujan tetap turun. Namun tidak membuat rombongan akan menjadi batal, akhirnya hujan berhenti dan Titik GPS tetap dapat. Bahkan di antara rombongan tadi ada yang sudah selesai sekitar jam ; 11. lewat sementara rombongan yang lain ada yang selesai jam ; 2 sore. Artinya semua tugas yang ada berjalan lancar. Malam sekitar jam ; 9 masyarakat ramai lagi yang ngumpul kami tetap melanjutkan kegiatan yaitu : - ngolah data GPS, PRA tata guna lahan, menelusuri sejarah Kampung, sejarah Keramat ( Pantulak ), Silsilah keturunan , dll. Malam juga sambail menunggu hujan berhenti masyarakat masih banyak melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan Pemetaan. Pertanyaan itu menyangkut untung – rugi tentang adanya Peta sebelum di adakannya Peta di Kampung-kampung yang sudah ada Peta / di Petakan. Yah tentu saja kita juga selaku Tim yang di tanya untuk menjawabnya harus hati-hati dan selalu bisa memuaskan serta masuk akal bagi yang bertanya. Pada malam itu juga waktu semakin larut. Tapi menurut kami bahwa malam itu sekali gus malam pelepasan, kami tetap bergumul dengan apa yang selalu di tanyakan oleh masyarakat,semasih ada kaitannya dengan tugas kami.

Tanggal , 10 Agustus 2001

Kami semua pulang ke Bengkel di Raba, untuk melanjutkan tugas berikutnya yaitu mngkel Peta kampung Saringkuyakng. Kami ngojek dari Saringkuyakng ke Raba. Datang sekitar jam ; 8 pagi, sementara wakil amsyarakat yang di utus untuk mewakili masyarakat kampung Saringkuyakng akan datang sore. Terus Owat dan Herman berangkat pulang ke kampungnya masiing-masing.


0 komentar: