Di Rasa Di Roso Di Tarah Di Kakap

Kamis, 27 Maret 2008

ADAT ISTIADAT DAYAK BALANGIN

Adat Arakng Tonko’

Adat Arakng Tongko’ dilakukan apabila anak kecil/ bayi berkunjung kerumah orang lain untuk pertma kalinya.
Caranya : Dahi anak kecil/ bayi itu dioleskan orang dari tungku’ didapur rumah yang dikunjungi. Disertai ucapan tuu... bua... bua... sma damai, sama samuh, sma ringakng, sama salamat......... arus... arus... “ Setelah itu barulah dipersilahkan masuka kedalam rumah. Makna adat ini adalah supaya anak tersebut tidak diganggu oleh pama rumah dan disambut hangat oleh keluarga penghuni rumah, dianggap sebagi sudah satu rumah dan sebagi keluaraga dekat.

Adat Arakng Tongko’ hampir sudah tidak dikenal oleh generasi muda pada tongko’ setiap dimana tongko’ diadakan yang sudah bias dipakai tentu ada arakngnya.
1. Pusat tempat memasak makanan
2. Pusat tempat membakar segala mcam-macam kayu api. Ada masakan yang mendidih sehingga sisa airnya tinggal ditunggu.

Adat Darah Ampa’

Biasanya adat ini juga disebutupacara “ Batampukng Baburas “. Upacara ini dilakukan apa bila ada orang yang baru datang atau bertamu mengalami sakit. Bahan-bahan yang diperlukan dalam upacara ini antara lain : Daun Sirih, Buah Pinang, Daun Gambir dan Kapur Sirih.Adat ini dilakukan denagn menyamburkan ludah yang telah bercampu Ampa’ kedahi, ke dada dan bagian-bagian yang sakit. “ Amapa’ “ adalah cairan dari campuran bahan-bahan diatas yangn dikunyal oleh orang yang akan menyemburkan. Orang ini adalah orang yang dianggap mampu atau bisa atau yang dianggap punya kekuatan untuk melalukan upacara itu.

Setelah penyemburan selesai pihak keluarga sisakit minta persaratan dari orang yang menyemburkan tadi. Biasanya persaratan-persaratan itu berupa pantangan-pantangan seperti : Tidak bersiul, berteriak-teriak, dan makanan daging rusa, pelanduk, kijang, dilarang juga membakar daging didapur dimana upacar diadakan.
Apabila orang yang disembur masih juga tetap sakit, biasanya ditindak lanjuti dengan ada upacara baras Banyu.

Adat Baras Banyu.

Baras Banyu berasal dari beras Ladang 7 Biji, yang dicampur dengan 7 tetes minyak tengkawang. Apabila minyak tengkawang tidak ada, terpaksa menggunakan minyak kelapa. Adat baras banyu menurut dayak Belangin mengandung nila-nilai sacral. Artinya dapat menyucikan segala yang dianggap tidak baik atau kotor. Dengan mengusir roh-roh halus atau roh-roh jahat.
Dalam hubungna dengan penyakit, dengan baras banyu diharapkan sisakit bisa sembuh karena diyakini salah satu penyebab dari skait pada manusia adalah diganggu oleh roh-roh jahat.

Tuak dijadikan syarat pengantar segala upacara adat baik adat yang kecil maupun yang besar. Apabial air tuak sulit didapat bisa juga diganti dengan air sejenisnya, misalnya air anggur atau air arak. Karena air tuak kelaziman nenek moyang turun menurun bagi dayak Belangin sebagi ganti air susu ibu. Sebab hampir manusia dan hewan yang menyusu mengenal makan dan minum dari pertama-tama hidupnya.

Setiap ada upacara adat kecil maupun besar, air tuak salalu diupayakan supaya. Setelah upacara sampai dibagian pengantar air tuak yang tadi telah tersedia dibagikan kepada orang yang ikut aktif dalam upacara minum tuak bersama merupakan ciri khas dayak Belangin yakin bahwa orang yang bisa membagi kenikmatan pertama yang dirasakanya kepada orang lain, akan mendapat pahala didepan jubata. (oleh:A.K.Raki)

0 komentar: