Di Rasa Di Roso Di Tarah Di Kakap

Jumat, 14 Maret 2008

Keluh Kesah Seorang Ibu dan Si Usu

Tahun 1977, Ketika hari sudah mulai senja, kampung sikocek ini mulai gelap gulita, yang hanya di terangi caya pelita disetiap rumah. Jam 12,30 malam, terdengan suara teriakan manusia yang menjerit-jerit kesakita, “ade....ade......sakit sidi parautku” mendengar teriak itu penduduk kampung pada semua bangung, dan mencari di mana jeritan itu. Ternyata jeritan itu adalah jeritan seorang ibu yang sedang hamil tua hendak melahirkan, “injeh....ijeh...diri manto ia kasihatan nele ia., komentar salah seorang penduduk yang terbangun dari tidurnya setelah mendengar jeritan itu. Coba seko diantara diri nian napo pangarabanan” , ujur salah seorang baru keluar dari rumah ibu itu. Salah seorang dari merekapun bergegas pergi memanggil “pangarabanan”(bidan kampung). jarum jam pun tepat menunjuk angka 03,30 terdengar tangisan suara bayi, owa....owa....owa....... suara tangisan bayi itu menghilangkan kepanikan penduduk yang ada. Dan ngak lama kemudian bidang kampung “pangarabanan” keluar dari kamar, Pak kata pangarabanan (bidang kampung) itu menyapa san ayang dari bayi yang baru lahir, anak bapak laki-laki. Sukurlah kata sang ayah bayi. Anak nang kasangahe nian pak,? Tanya pangarabanan (bidan kampung) itu, nian anak kami nang ka sabalas (11) kata sang ayah.

Tahun 1983, Usu’ (adalah nama pangilan akrab Pransikus Tambaleng) mulai masuk Sekolah Dasar Negeri No 36 Galar. Usu ini sangat nakal sekali di sekolahannya, ketika pulang sekolah pasti ada temannya yang menanggis. Hu..a.....a....hu........di ahe ko Ngol, tanya Sangutok. Usu mangkong aku, ujur Engol, udah lah Ngol ame agi nangis, kata Herisaman. Nae atakng ka rumah diri batakatan ka apanya, seru Sangutok, mau leaporkan usu dengan ayahnya. Usu...usu....teriak ayahnya, ahe ..pak... jawab usu...kao naghe tadi Engol ka sakolah?...ina pak, jawab usu, kade ina nyu kahe-kahe, ngahe ia tadi nangis pulakng sakolah?, ina pak....ina ku kahe-kahe, kelit usu untuk membela dirinya. Kao ame basangkal, tadi Herisaman man Sangutok atakng ka apa’, nyamadah kao mangkong Engol. Au kan nak..rayu sanag ayah supaya anaknya mengaku. Ina pak...batol-batol ina, aku mangkong engol. kelitnya usu lagi. Usu....usu....seru bapaknya kamu ini memang pandai berkelit, jangan kamu ulangi lagi ya perbuatanmu itu, bapak mau pergi keladang, kamu jangan banyak main, kerjakan pekerjaan rumah.

Tahun 1990, usu masuk Sekolah Menegah Pertama Negeri 1 Sangau Ledo, disangau ledo usu tingal bersama kakaknya Paulus. mula-mula masuk sekolah usu agak malau-malu karena baru kali pertama ia di Sago Ledo, su...kata kakanya, ya..kak, sahut usu..di sekolah kamu! bagai mana? apakah kamu betah sekolah di sini? Saya sangat suka kak, soalnya usu sudah dapat teman di sekolahan. Pran.............yok kita main,ajak Hendra, kak usu mau main dulu ya? Tampa menderkan lagi kata-kata kakaknya, Usu langsung keluar rumah, pran, kamu asalnya dari mana, tanya Hendra, dari Sompak sahut pran, daerah man itu pran, tanya hendra lagi, Kecamatan Mempawah Hulu Karangan, oooo..kata hendra. kamu pandai juga ya main bola pran tanya Ali, jelas jawab pran, saya memang pemain bola di kampung saya, kata pran dengan nada menyombongkan dirinya.

Tahun 1993. Pransikus, masuk SMEA N 1 Singkawang. Di singkawang Pran tinggal dengan abangnya si Sabinus. Selama sekolah di SMEA Pran memang agak alem. Tetapi kebiasaan dahobiannya tetap saja, setiap sore pasti bermain bola dengan kawan-kawan.

Setamat di SMEA Pransikus melanjutkan sekolahnya di DIII, Widia Darma Pontianak, Pransiskus mengambil jurusan adminstrasi perkantoran. Pran selama kulih tingal dikos dalam perjalanan sekolahnya pransikus ini banyak mendapat teman. Karena dengan paras yang ganteng jadi pran banyak digemari teman-temannya dari kalangan prempuan.

Tahun 2002 pransikus berganbung dengan sebuah lembaga swadaya masyarakt, lebih tepatnya di YPPN, dan setahun kemudaian pransikus mengenal seorang gadis Titin Mawarni, yang kuliah di PGSD Untan, dua tahun kemudian mereka berdua menikah, dan diberkati di gereja St. Peterus dan Paulus Menjalin. Mereka di karunia seorang anak yang di beri nama Kristoporus Galuh Waralinga.
Sehari-harinya di kantor Pran ini dipangil Ajoe Jones, nama ini di berikan oleh Ateng Sanyang.

0 komentar: