Di Rasa Di Roso Di Tarah Di Kakap

Jumat, 14 Maret 2008

Sekilas tentang Kampung Taradu

Kami berangkat dari Rumah Mikael di Menjalin pada jam 10.00 mau menuju Kampung Taradu, di dalam perjalanan kami terus di guyur hujan deras, tetapi tidak menyurutkan semangat kami untuk berangkat kekampung itu. Sesampainya di kampung Pare,kecamatan Mempawah Hulu kami di guyur hujan lagi, huan sangat deras sekali dan kami berencana mau singah, pada celakanya kami tidak mendapatkan tempat persingahan, mau tidakmau kami terus berjalan meskipun hujan turun begitu derasnya.

Pada jam 12,30, kami baru sampai di kampung Sareneng, kecmaatan Mempawah Hulu, di kampung Sarenekng ini hujan pun turun, sehingga menyebabkan kami singah di kampung itu, setelah hujan agak reda, kami melanjutkan perjalanan kembali, di tenggah perjalanan tiba-tiba ban motor yang di kendari Mikael kempis, nagk tau apa penyebabnya, mungkin karena ban motornya sudah agak gundul atau kena benda tajam.

Syukurlah kami bawa pompa, ban pundiompa untuk sementra setelah itu kami melanjutkan perjalanan lagi, pada celakanya sesampainya di Kampung Kilawit, hujan turun lagi, kami singah lagi karena hujan begitu deras, singah di warung salah satu penduduk di kampung Kilawit, kecamatan Samalantan, kami disambut baik oleh tuan warung, warung ini banyak sekali di pasang poster dan iklan, dan diwarung ini ada terdapat poster rokok yang bertulisan “Pusaka Mandau” dengan lambang perisai dan mandau.

Ngak lama kemudian hujan pun reda kami melanjutkan kembali perjalanan, sesampainya di pasar samalantan pada jam 01,30 Wib, karena perut sudah mulai keronconga kamipun singah, dan mencari warung makan, sebelum itu kami menyuruh mikael untuk menganti ban motornya yang sudah keseringan kempis, pa, aris pun mencari bengkel dan kami mencaritempat makan, sesudah mendapat tempat makan kami memesan makanan, setelah selesai makan Mikael pun baru datang di tempat kami. Kami singat di Samalanta ini lumayan lama.

Sesampai di simpang Taradu kami sudah kelewatan, dan kami balik lagi, pas mau masuk ke jalan itu tiba-tiba motor yang di kendari Yadi hamper jatuh kena tali sampi pendduk yang melintang di tengah jalan, kami berhenti sebentar, dan membetulkan sapi dan talinya, baru kami melanjutkan perjalanan kembali, kamipun terus meyusuri jalan yang berlika liku. Jalan meuju kampung ini memang asik, apa lgi di sekitar jalan, kita bsa melihat keindahan panorama alam.

Senag rasanya saya berada di kampung ini, susananya nayaman dan penduduknya ramah-ramah, dan masih banyak tanaman-tanaman yang asli. Masyarakat kampung Taradu ini sangat senag di ajak berdiskusi. Dan mata pencaharian sehari-hari, menyedap karet.

Kampung Taradu ini adalah salah satu Kampung di Desa Pasuk Kayu, Dusun Pato, Kecamatan Samalantan, Kabupaten Bengkayang. Sementra kampung ini dihuni sepuluh Kepala Keluarga (10 kk), kampung ini dihuni mayoritas suku dayak Badamea. dengan keadaan alamnya yang masih utuh, di kampung Taradu ini kita merasa berada di bawah bukut, dan bahkan kita merasa ketempat rekreasi, yang di mana kita merasakan kedamian dan kenyaman.

Pekerjaan keseharian peduduk di kampung Taradu ini; pada pagi hari menyedap karet, dan pada siang hari mereka bersawah-ladang. Kampung Taradu ini hanya bisa di tempuh dengan mengunakan kendaraan beroda dua, dengan jarak tempuh 3 Km dari jalan raya samalantan –bengkayang.

Menurut penuturan salah seorang penduduk, kampung ini dulunya dihuni 30an kepala Keluarga, dan yang bertahan di kampung ini sekarang hanya 10 kepala keluarga saja. Dan dulu kampung ini banyak ditumbuhi pohon Taradu, itulah sebabnya Kampung ini di namakan Taradu.

Di sekitar perkarangan rumah penduduk banyak terdapat beraneka tanaman, ada tanaman Lada, Duriatn, dan bahkan masih ada tanaman yang langka yaitu tanaman Kapayang, selain itu disekitar kampung Taradu ini juga dialiri sungai yang masih jernih.

0 komentar: