Di Rasa Di Roso Di Tarah Di Kakap

Senin, 14 April 2008

Kasih Ku Membunuh diriku

Kasih adalah bahasa yang paling enak di katan dan senak didengar, dimana-mana, kita selalu mengunakan kata kasih, baik dengan orang lain maupun dengan diri kita sendiri. Kata kasih ini sebenarnya kata yang umum, tetapi kasih yang saya maksudkan disini adalah rasa kasih kita kepada orang lain. Terkadang kita selalu merasa kasih melihat orang lain, karena kita berpikiran yang positif. Membantu dan mengasihani orang memang perbuatan yang baik, di mata Tuhan dan orang lain.

Tetapi sadar kah kita? Dan tahu kah kita? Apa yang kita lakukan itu aka merugikan dan malah orang yang sering kita Bantu dan kita tolong akan menjerumuskan kita kedalam jurang. Apa semua itu sudah kita pikirkan dengan baik-baik. Memang tidak ada salahnya kita saling Bantu membantu, saling tolong menolong sesame kita umat manusia, itu memang sudah menjadi kewajiban setiap individu. Sering kali terjadi, orang yang sudah mendapatkan pertolongan dari kita dan orang lain, sering lupa dengan apa yang telah kita lakukan kepadanya pada waktu-waktu dia perlu pertolongan, dan malah di akan mengejek dan mengolok kita, ini juga sering terjadi.

Manusia memang banyak yang tidak bisa berterima kasih sesamanya manusia. Malah sering saling tuding menuding satu antara lain, perbuatan yang seperti ini tidak mengenal apakah mereka dulunya saling tolong menolong, Bantu membantu, biasanya yang seperti ini di laukan oleh orang yang pernah mendapatkan pertolongan dan sering dikasiahani. Ini lah yang saya istilahkan dengan “Kasihku Membunuh Diriku”.

Perbuatan seperti ini biasanya sering terjadi di setiap daerah, entah itu di perkotaan dan perdesaan malah di pedalaman ini sering juga terjadi dengan motif yang berbeda-beda. Di pedesaan dan kampong misalnya; ini sadar atau tidak sadar ini sering kita alami, misalanya begin “pada suatu malam ada orang lain yang ingin pulang ke rumahnya, dan pda malam itu sangat gelap sekali, orang ini tidak membawa penerang apa-apa, secara kebetulan kita yang berkumpul bersamanya ada membawa senter atau penerangan lainnya, pasti kita merasa kasihan meliat teman kita berjalan digelap gulata, kita pasti mengasikan senter kita, kalau tidak kita antar. Kita tidak sadar bahwa kita juga akan pulang kerumah dengan berjalan di kegalapan, padahal kita tadi membawa sebuah senter. Karena merasa kasihan kepada kawan kita rela berjalan tampa penerangan apapun di tengah gelapnya malam.” Ini adalah contoh kecil dari “Kasihku Membunuh Diriku”

0 komentar: