Di Rasa Di Roso Di Tarah Di Kakap

Selasa, 08 April 2008

Perjuangan Hidup

Terampil Menata Hidup

Hidup adalah ketrampilan. Ia akan memiliki makna apabila kita terampil untuk memainkannya. Seseorang akan bisa menikmati perjalanan apabila ia terampil mengendarai kedaraannya. Begitu pula, seseorang akan bicara dengan baik apabila ia terampil memilih kata dan nada bicara yang tepat. Untuk terampil kita membutuhkan dua hal, yaitu ilmu dan latihan.

Siapa saja yang tidak mencintai dua hal ini, iakan celaka dan mencelakakan orang lain. Masalah terbesar yang kita alami sekarang adalah tidak menguasai keterampilan untuk hidup. Terkadang untuk mentukan tujuan hidup pun kita masih kesulitan. Ketika punya tujuan, sering kali tujuan itu salah, ingin kaya, ingin terkenal, ingin memiliki jabatan tinggi, dan lainnya.

Semua itu hanyalah tujuan yang sangat rendah nilainya. Karenanya banyak diantara kita menghalalkan segala cara untuk meraihnya, walupun harus melanggar nilai-nilai moral dan spritual. Ia menggadaikan haraga dirinya, karena cita-cita yang diinginkan rendah nilainya.

Jangankan untuk membangun bangsa, keterampilan membangun cita-cita pun sangat sulit kita lakukan: Apa yang akan kita kerjakan hari ini dan esok lusa? Apa yang ingin kita capai satu atau dua tahun kedepan? Ingin jadi apa kita sepuluh tahun kedepan? Semua itu merupakan pertanyaan yang sama sekali tidak bisa kita jawab. Nyaris, kita berbuat tampa tujuan yang tidak pasti. Padahal keluarnya kita dari rumah akan memakan waktu. Sedangkan waktu adalah kekayaan terbesar yang dimiliki manusia. Lalu apa yang harus kita lakukan agar hidup kita lebih terarah dan bermakna? Hal pertama, rumuskan tujuan dan cita-cita hidup. Kita tidak mungkin sukses dalam hidup apabila tidak mempunyai arah yang hendak dituju.

Orang yang tahu akan adat istiadat, bahawa adat-istiadat itu adalah menganut tatakrama dan sopan santun, ia pasti akan sunguh-sunguh untuk metaati dan menekuninya. Ia pasti tidak akan pernah berkeinginan mau melanggarnya. Selain itu juga adat- istiadat mengatur keseimbangan kehidupan antara manusia dan alam. Orang yang tahu akan adat-istiadat juga tidak akan pernag berkeingginan untuk merusak alam, karena mereka tahu alam adalah segalanya bagi kehidupan masyarakat adat yang ada di dunia ini. Tampa alam masyarakat akan hilang, mungkin masyarakat adat akan tinggal kenangan sepuluh tahun kedepan.

Mulai sekarang, mari kita sebagai masyarakat adat yang beradat, melakukan pengawasan dan penjagaan terhadap budaya, adat, adat istiadat, serta hukum adat untuk menjaga keberlangsungan hidup kita sebagai masyarakat adat. Jangan sampai hutan dan adat tradisioanal kita sampai dihampus oleh oknum-oknum yang serakah.

Setiap aktivitas kehidupan kita sebagai masayarat adat yang beradat, selalu didasari oleh adat istiadat, karena adat istiadat sudah mengatur semuanya. Dan kalau kita benar-benar melksanakan dan menjalankan asas adat dan budaya yang selama ini di miliki masayrakat adat, betapa indahnya dunia ini, karena semua suku bangsa saling menghargai dan saling menghormati satu samalin. Berusahalah semaksimal mungkin, sewaktu adat istiadat bisa di selamatkan dari keterpurukan dan kehancur oleh bangsanya sendiri. Mari kita galakkan persatuan masyarakat adat untuk menumpas segala hal yang ingin menghancurkan dan merampas hak-hak masyarakat adat yang sudah ada sejak zaman dahulu, sebelum NKRI ini berdiri.

“Di Rasa Di Roso’ Di Tarah Di Kakap”

0 komentar: