Di Rasa Di Roso Di Tarah Di Kakap

Senin, 07 April 2008

Upacara Sunatan

SUNAT (BABALAK)
Sunat atau babalak ini berasal dari Ne’ Ragen dengan Ne’ Doakng. Sunat atau babalak ini bertujuan untuk membuang darah yang pucat dan liur bari. Yang pertama dilakukan untuk sunat/babalak ini adalah; anak yang mau di sunat ini harus berendam di dalam sungai sebelum ayam berkokok, selama berendam di sungai si imam kampung melakukan prosesi adatnya dengan mengipas-ngipaskan sayap ayam di atas kepala anak yang mau di sunat, setelah selesai imam menggipaskan sayap ayam, baru ayam ini di potong dan di baker, setelah selesai dibakar, sianak sudah berada di darat, dan imam mempersiapkan peralatan yang lainnya seperti mencari kayu, kayu ini di belah empat untuk membuat kalangkang, selain kayu juga imam harus mempersiapkan bambu untuk dianyam membuat lape’.

Setelah semuanya sudah selesai dan sesajian siap untuk didoakan, imam pun mendoakan sesajian dengan tujuan atau dengan bahasa doanya “muang jukat ka’ tubuh manusia. Muang darah pocat amae dadar bulu kade’ make tahiul (nyukupi’ syarat hidup manusia), setelah selesai acara di sungai baru pulang kerumah. Tetapi semua alat seajian yang dilakukan di sungai tidak boleh dibawa pulang dan kalau bisa harus dihabiskan di sungai. Kalau pun di habis dimakan harus dibunag. Karena menurut penuturan orang tua kalau dibawa pulang kerumah ini akan membawa sial bagi anak yang di sunat.

Setelah selesai acara di sungai, baru melakukan acara di rumah, di dalam rumah kita menyiapkan seajian lagi dengan paraganya; piring putih diisi dengan beras biasa, satu biah telur, rokok satu batang, parapuh topokng, mata pelantaran 7 suku @x 500 =3500, gong satu buah (gong ini untuk tempat duduk anak yang mau di sunat), antipatn sote (untuk menahan kemaluan anak yang mau disunat), pisau lipat satu (untuk menyunat), satu helai sarung.

Setelah semua acara selesai si imam atau tukan sunat, harus diberi adat berupa satu ekor ayam jantan, cucur, lemang, beras pulut, beras biasa, tembaku rokok, parapuh topokng (sekapur sirih).

Anak yang baru di sunat ini harus berpantang selama tiga hari tiga malam, dan setelah itu anak yang selesai di sunat ini harus mencari ikan atau ngayo ka’ ai’ ngicakng bolekng ngago’ linsode saluakng janyikng, ikan yang di dapat ini haru di sale diatas api, ikan ini berpungsi untuk pangkarapus tubuh, supaya di kena jukat atau tidak sering sakit-sakitan setelah habis di sunat.

0 komentar: