Di Rasa Di Roso Di Tarah Di Kakap

Selasa, 01 Juli 2008

Selamatkanlah kami


oleh: Sunawar Owat

Hutan dan segala yang terkandung di dalamnya merupakan titipan Sang Pencipta, supaya di jaga dan di lestarikan dengan baik. Masyarakat adat yang sudah lama mengelola dan menjaga alam yang berada disekitarnya, demi keberlangsungan kehidupan anak cucunya, kehidupan sehari-hari masyarakat adat sangatlah dekat dengan dengan alam, tampa hutan/alam masyarakat tidak akan bisa bertahan hidup, dan mungkin akan kehilangan pegangan/kendali kehidupan masyrakat adat itu.

Nah… ini semua, yang di lakuan oleh masyarakat adat, yang melndungi dan menjaga hutan/alam nya sendiri, itu di anggap tidakbecus karena masyarakat adat bukan nya menjaga dan memelihara hutan tetapi sebaliknya, mereka telah murusak dengan melakukan perladangan, perladangan berpindah ini lah yang menyebabkan kerusakan hutan semakin meningkat.

Stepmen seperti ini adalah tidak benar, masyarakat adat mengenal lading itu jauh sebelum NKRI ini didirikan, dan selain itu juga setelah ladanag ini sudah habis di panen dan sebagainya ini tidak di biarkan begitu saja, mereka (masyarakat adat) menanaminya dengan berbagai aneka pohon, untuk menghijaukannya kembali.

Jujur saja, sebenarnya yang harus bertanggung jawab dengan meningkatnya krusakan hutan di Tanah air ini adalah Pengusaha dan Pemerintah serti investor-investor lainnya. Sekarang ini sudah banyak sekali perusahan yang ingin mencabaik-cabik dan menghancurkan tanah masyarakat adat.

Di Kabupaten Landak misalnya, sudah banyak perusahan yang bertabur, ingin menebur miang-miangi dan kebohongan mereka, semua perusahan sekarang sudah pandi merayu dan membujuk masyarakat, dengan rayuan dan bujukan yang manis. Dan sudah banyak masyarakat yang meyerahkan tanahnya karena di iming-imingi hal-hal yang belum mereka ketau dan yang baru mernurut mereka.

Dan seandainya semua lahan yang ada di Kabupaten Landak ini di jadi kan lading Sawit, saya mereasa nama masyarakat adat dan generasi yang akan datang tidak akan mengetahui lagi sejarah dan identitas diri mereka. Dan premanisme akan semaikin meraja lela di kabupaten ini.

Dan kalau ingin mensejahterakan masyarakat yang ada di pelosok dan perkampungan, Pemerintah haruslah melihat aspek-aspek dan tanaman yang tidak asing bagi rakyatnya, ini malah mendatangkan hal-hal yang begitu asing di mata dankehidupan masyarakat.
Haruskan generasi muda yang akan datang menanggung semua perbuatan dan ulah kita sekarang ini?

0 komentar: